RADAR JABAR - Untuk mencegah terjadinya stunting pada anak, Praktisi kesehatan Dokter Spesialis Anak dr. Mega Oktariena mengimbau kepada para orang tua untuk mewaspadai hal ini. Orang tua perlu untuk mewaspadai serta mencegah stunting pada anak sebelum usia anak menginjak dua tahun.
Usia di bawah dua tahun itu golden period tumbuh kembang bayi, terutama perkembangan otak, yang dapat terjadi sampai 80 persen" ujar dr. Mega dalam dikskusi memperingati Pekan ASI Sedunia secara daring di Jakarta, pada Rabu (2/8).
Ia mengatakan bahwa pencegahan stunting untuk anak berusia lebih dari dua tahun masih bisa dilakukan. Meskipun begitu, hasilnya tidak akan semaksimal pada pencegahan di usia anak di bawah dua tahun.
Karena hal tersebu telah mengakibatkan keperluan gizi yang berbeda. Tentunya perlu upaya yang berlebih untuk pencegahan stunting yang terjadi pada anak usia lebih dari dua tahun.
dr. Mega juga menyebutkan ciri khas dari anak yang mengalami stuntimg diantara lain adalah tinggi badan yang lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya. Selain itu juga berpengaruh juga kepada pengembangan otak.
"Juga nantinya berpengaruh pada perkembangan otak, yang baru terlihat pada usia sekolah" ujarnya.
Ia menjelaskan pengenai perkembangan otak yang terhambat berkaitan dengan penurunan kualitas intelektual. Hal tersebut ditandai dengan kesulitan anak ketika mempelajari pelajaran yang menggunakan nalar, salah satunya adalah matematika.
Karena hal tersebut, dr. Mega mengimbau untuk seluruh orang tua, agar selalu memantau berat badan, tinggi badan, dan perkembangan anak, guna mengintervensi pencegahan stunting. Menurutnya, pemantauan perkembangan anak dapat dilakukan dnegan rutin membawa anak ke posyandu setiap bulan, yang nantinya intervensi dapat dilakukan sebelum usia anak menginjak dua tahun.
"Kalau sudah terlanjur, sudah usia lima tahun misalnya, maka orang tua perlu mendorong anak untuk menggali dan memaksimalkan bakatnya yang lain untuk memotivasinya" ujarnya.*