Helio G88 sudah ada sekitar 2 tahun, jadi dapat disimpulkan bahwa Redmi 12 ini merupakan upgrade dengan harga yang sama. Dalam hal desain, penampilannya tidak terlalu berbeda, tidak begitu menarik perhatian seperti Redmi 10 kemarin yang memiliki ciri khasnya sendiri. Lebih mirip dengan ponsel-pensel realme atau sejenisnya.
Ini memang agak lama untuk loading data. Bedanya terasa ketika menggunakan EMMC dan UFS. Kemarin saat menguji rog iPhone ada yang membela Asus karena Asus yang kalah dan mengatakan bahwa loading lambat tidak masalah, yang penting saat bermain lancar.
Redmi12 Layak untuk Dibeli?
Kesimpulannya, untuk ponsel dengan harga 2 juta Rupiah, kamera Redmi 12 ini bagus. Namun, saat melihat video seperti itu, saya ingat bahwa dari 20 foto yang saya ambil sebelumnya, ada 2-3 foto yang terlihat agak pecah seperti itu. Entah kenapa bisa seperti itu.
Setelah mengambil foto di studio, masalahnya tidak muncul lagi, mungkin hanya sekali kejadian tersebut atau masalahnya akan konsisten, itu tidak diketahui. Dilihat dari metadatanya, ukuran file-nya hanya sekitar 500KB dan resolusinya rendah.
Entah mengapa mode seperti itu bisa muncul, padahal saat mengambil foto biasa saja. Kesimpulannya, Redmi 12 ini merupakan penerus dari Redmi 10 yang muncul 2 tahun lalu karena tidak ada Redmi 11, langsung loncat 2 tahun ke depan.
Mungkin Xiaomi ingin menghemat tenaga di masa krisis, namun Redmi 12 ini terasa seperti ponsel yang setengah-setengah, terdapat sedikit bau-bau masa krisis dan bau-bau recovery, karena menggunakan komponen lama seperti Helio G88 dan MMC 5.1, tapi mereka tetap bisa menjaga harga dengan menaikkan beberapa spesifikasi seperti RAM, kapasitas memori internal, kamera, baterai, dan layar.
Posisi ponsel ini agak sulit, kalau ditanya apakah lebih bagus dari generasi sebelumnya, bisa dibilang lebih bagus, tapi apakah lebih bagus dari kompetisi yang ada sekarang, semuanya tergantung pada harga.