RADAR JABAR - Kementerian Pendidikan Jepang akan berencana kembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan hipotesis ilmiah serta medis. Kemampuan AI tersebut didapatkan dengan mempelajari makalah penelitian dan juga gambar riset untuk membantu proses riset.
Dilansir dari Antara yang mengutip dari Nikkei pada Minggu (30/7) pemerintah Jepang berhadap dengan adanya pengembangan teknologi AI ini dapat menjamin keamanan data serta meningkatkan daya saing secara nasional.
Untuk saat ini pengembangan AI tela difokuskan pada ranah penelitian ilmiah dan medis, dengan perkiraan biaya sebesar 30 miliar yen atau dirupiahkan sebesar Rp3,2 triliun. Pendanaannya sendiri akan dikumpulkan oleh Kementerian Pendidikan Jepang untuk tahap pengembangan awal pada tahun anggaran 2024.
Pengembangan teknologi AI tersebut akan dipimpin oleh lembaga penelitian Riken. Rencananya teknologi AI tersebut akan diujicoba pada laboratorium eksterna serta perusahaan mulai dari tahun fiskan 2025.
Diperkirakan proyek tersebut akan berlangsung selama delapan tahun, serta ditargetkan teknologi AI telah tersedia untuk para peneliti secara nasional mulai tahun fiskal 2031. Data penelitian tambahan yang akan dimasukan kedalam AI generatif agar mampu mengidentifikasi zat yang menyebabkan penyakit ataupun merancang material untuk digunakan pada bidang medis ataupun industri.
Selain itu, Riken memiliki koleksi data penelitian yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan AI generatif. Nantinya AI tersebut akan mempelajari data yang berkaitan dengan senyawa kandidat ataupun gamber diagnostik yang digunakan pada penelitian di bidang medis ataupun industri.
Teknologi AI tersebut juga nantinya membantu penulisan makalah dengan melakukan penelitian literatur masa lalu. Untuk masa depan, peneliti nantinya dapat berinteraksi dengan AI untuk menemukan serta menguji hipotesis baru.
Perusahaan dari Amerika Serikat seperti Open AI dan Google telah memimpin tren pengembangan AI generatif. Untuk di Jepang, NTT dan SoftBank tenagh membuat model AI yang kompetibel dengan menggunakan bahasa Jepang yang nantinya teknologi tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pada bidang administrasi salah satunya yaitu pembautan surat elektronik, dokumen, serta notula.*