RADAR JABAR - Nobita Nobi, Doraemon, Shizuka Minamoto, Suneo Honekawa, dan Takeshi Gouda, atau yang juga dikenal sebagai Gian, memulai petualangan baru mereka dalam mencari Paradapia, sebuah utopia legendaris, menggunakan kapal penjelajah waktu dalam film "Doraemon the Movie: Nobita's Sky Utopia".
Megumi Oohara mengisi suara karakter Nobita, Wasabi Mizuta sebagai Doraemon, Yumi Kakazu sebagai Shizuka, Tomokazu Seki sebagai Suneo, dan Subaru Kimura sebagai Gian. Pengisi suara untuk karakter Sonya adalah Ren Nagase, anggota grup idola Jepang King and Prince.
Sayangnya, lagu tema "Doraemon no uta" yang biasa ada dalam serial televisi tidak dimasukkan dalam film ini. Namun, sebagai penggantinya, untuk pertama kalinya lagu tema film Doraemon dinyanyikan oleh grup idola J-pop bernama NiziU, yang diproduksi oleh agensi hiburan JYP Entertainment dari Korea Selatan.
Lagu tema tersebut berjudul "Paradise" dan termasuk dalam album kedua NiziU yang berjudul "COCONUT". "Doraemon the Movie: Nobita's Sky Utopia" resmi tayang di bioskop Indonesia mulai tanggal 19 Juli 2023, bertepatan dengan libur Tahun Baru Islam 1445 Hijriah, setahun setelah rilisnya film "Doraemon: Nobita's Little Star Wars" pada tahun 2021.
Sinopsis Doraemon the Movie: Nobita's Sky Utopia
Kisah bermula saat Nobita pertama kali mendengar tentang Utopia ini dari Hidetoshi Dekisugi. Ketertarikannya membuatnya mulai membayangkan bagaimana rasanya tinggal di sana, terutama di pulau berbentuk bulan sabit tempat semua orang bisa hidup bahagia dan damai tanpa ada beban.
BACA JUGA:Asyik!! Doraemon: Nobita's Sky Utopia Bakal Tayang di Indonesia pada 19 Juli 2023
Suatu hari, tanpa sengaja, dia melihat sesuatu yang terapung sebentar. Nobita berbicara dengan Doraemon tentang utopia tersebut dan meminta bantuan untuk menemukan tempat impian itu. Sang kucing robot kemudian mencari informasi terkait hal ini.
Meskipun informasi yang ditemukan tentang utopia tersebut samar-samar, Doraemon akhirnya membantu Nobita dalam mencari negeri impian sahabatnya tersebut.
Pada awalnya, Nobita hanya berniat mengajak Shizuka dalam petualangan mereka, tetapi Suneo dan Gian yang secara tidak sengaja mendengar, akhirnya ikut bergabung. Selama pencarian mereka, mereka bertemu dengan Sonya, sebuah robot kucing dari abad ke-22.
Mereka memulai perjalanan menuju Paradapia, termasuk bertemu dengan tiga pendiri negara itu serta karakter baru seperti Hana dan Marimba. Nobita dan teman-temannya belajar banyak hal, termasuk kebenaran bahwa kebahagiaan sejati dapat dicapai melalui kesempurnaan.
Lambat laun, di tengah perjalanan di Paradapia, Nobita mulai menyadari perbedaannya dengan teman-temannya. Namun, dia bertanya-tanya mengapa hanya dia yang tetap sama, benarkah ini hal yang baik dan benar-benar diinginkannya?
Film animasi Doraemon ke-42, yang disutradarai oleh Takumi Doyama dengan penulis naskah Ryouta Kosawa, menampilkan grafik yang mirip dengan serial televisi Doraemon, berbeda dengan "Stand by Me Doraemon 2" yang memiliki grafis 3D.
Selama 107 menit penonton diajak mengikuti petualangan Nobita, Doraemon, Shizuka, Suneo, dan Gian dengan alur cerita yang mudah dipahami, terutama bagi mereka yang sudah terbiasa menonton animasi Doraemon.
Penonton anak-anak mungkin membutuhkan bimbingan orang tua atau orang dewasa untuk memahami makna yang tersembunyi di balik perjalanan ini, yang salah satunya mengajarkan pentingnya menjadi diri sendiri terlepas dari kekurangan yang dimiliki.
Tema perjalanan melintasi waktu mungkin bukan hal yang baru belakangan ini, mengingat banyaknya tayangan dengan tema serupa. Namun, tema ini tetap menarik dalam animasi Doraemon karya Fujko F. Fujio. Aksi lucu dan momen haru juga akan memberi warna pada kisah "Doraemon the Movie: Nobita's Sky Utopia".