RADAR JABAR - Kementrian Keuangan (Kemenkeu) telah mencatat realisasi penerimaan pajak per akhir Mei sebesar Rp830,29 triliun. Capaian penerimaan pajak per akhir Mei ini sebesar 48,33 persen dari target APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).
"Penerimaan dari negara masih tumbuh positif. Dari sisi pajak Rp830,29 triliun penerimaan pajak kita. Ini artinya 48,3 persen dari target pajak tahun ini sudah dikumpulkan sampai akhir Mei" ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Juni 2023 pada hari ini (26/6).
Capaian pajak penghasilan (PPh) nonmigas secara rinci tercatat sebesar Rp486,94 triliun atau telah mencapai 55,74 persen dari target. Dibandingkan dengan capaian periode tahun lalu yang tercatat sebesar Rp418,70 triliun, kini capaian tersebut telah tumbuh 16,40 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Selain itu, disebutkan juga capaian pajak pertambahan nilai (PPN) serta pajak penjualan barang mewah (PPnBM) telah tercatat sebesar Rp300,64 triliun atau sebesar 40,47 persen dari target. Berdasarkan data, angka tersebut telah tumbuh sebesar 21,31 persen dari catatan pada bulan Mei tahun lalu dengan jumlah sebesar Rp247,83 triliun.
Sementara, pada perolehan pajak bumi dan bangunan (PBB) dan pajak lainnya telah mencapai Rp5,78 triliun atau setara dengan 12,30 persen dari target. Target tersebut telah tumbuh sebesar 77,24 persen dari perolehan pada tahun sebelumnya.
Untuk PPh migas telah naik sebesar 2,48 persen dari target capaian tahun lalu dengan rincian sebesar Rp5,78 triliun atau sebesar 60,12 persen dari target.
Disebutkan juga bahwa Sri Mulyani menjelaskan mengenai kinerja penerimaan pajak secara tren bulanan. Dilihat baik growth per bulan atau secara kumulatif menunjukan bahwa pertumbuhan penerimaan pajak kian menurun.
Namun, hal tersebut dikarenakan petumbuhan penerimaan pajak pada tahun lalu, yaitu periode Januari hingga Mei 2022 sudah melesat tinggi.
"Kalau kita lihat 53,5 persen growth Januari-Mei tahun lalu. Tahun ini masih tumbuh 17,7 persen. Jadi, kita masih tumbuh double digit mendekati 20 persen di atas pertumbuhan tinggi tahun lalu" ujar Menkeu.
Sri Mulyani mengatakan capaian tersebut patut untuk disyukuri serta dijaga. Hal ini karena pertumbuhan tersebut akan terus meningkatkan pendapatan negara dalam rangka menopang kegiatan perekonomian dalam bentuk belanja.*