Selain itu, dalam rapat kerja ini juga Gubernur Jawa Barat memberi arahan Stunting menjadi masalah bersama, itulah mengapa bagi saya isu stunting itu harus diurus oleh semua dinas yang ada dalam kepemimpinan saya, dan satu pns jadi bapak asuh anak stunting, sehingga 800.000 anak stunting diurus oleh 800.000 pns, maka kita bisa lihat dua tahun kedepan akan seperti apa Provinsi Jawa Barat.
Ridwan melanjutkan Kualitas SDM jadi ukuran penting kalau Negara Indonesia ingin menjadi Negara Adidaya, menuju Indonesia menjadi negara Maju Negara Adidaya di tahun 2045 ada tiga syarat utama yaitu 1.
Demokrasi damai dan kondusif, dimana sosial politik harus kondusif, 2. Ekonomi 5%, Ekonomi digital harus dikusai, 3. Tidak boleh ada stunting didalam generasi kita, harus menciptakan generasi kompetetif dan bebas stunting.
Kepala BKKBN yang diwakilkan oleh Deputi KB dr. Eni Gustina M.P.H apresiasi dan ucapan selamat kepada Provinsi Jawa Barat dengan penurunan stunting terbesar se Indonesia dengan penurunan 4,3% dari angka penurunan pada tahun 2021 sebesar 24,5% menjadi 20,2% pada tahun 2022., untuk tahun sekarang harus bisa menurunkan 2 kali lipat, jadi untuk tahun 2023 harus bisa mendapatkan 8,6%.
Hampir semua desa di Jabar ada satu pasangan Generasi Berencana(GenRe), sehingga anak-anak GenRe ini yang akan menjadi agent of change. Saat ini Jabar secara keseluruhan sudah masuk Jawara sebelum Juara, karena angka-angkanya sudah masuk dibawah rate seluruh Indonesia.
Saat ini rata-rata pendidikan 8,3% jadi masih dibawah SMP , sehingga khawatir lansianya menjadi ketergantungan terhadap yang muda. Bila penduduk sudah seimbang rata, maka tidak ada beban, saling melengkapi menuju Indonesia Emas ditahun 2045.
Di akhir rapat kerja, disepakati untuk terus melakukan koordinasi dan komunikasi antara berbagai pihak terkait, serta melaksanakan kolaborasi dalam hal pengembangan program dan pelaksanaan kegiatan. Selain itu, akan dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Jabar.***