Kisah Yayat Kustiawan yang Kehilangan Tangan Kanannya saat Bekerja (1)

Selasa 13-09-2022,20:01 WIB
Reporter : Erwin Mintara
Editor : Arip Apandi

"Saya masuk duluan sendirian untuk memperbaiki mesin yang bermasalah itu. Yang lain masih jam istirahat," ucap Yayat kepada Jabar Ekspres di kediamannya, Selasa, 13 September 2022.

Sebelum dia menghidupkan panel-panel yang tersambung ke mesin, kata dia, dirinya mengelilingi sekitaran ruangan itu. Ia khawatir saat menghidupkan masih ada yang sedang memperbaiki mesin.

"Untuk memastikan saja. Jika ada yang sedang memperbaiki lalu dinyalakan panelnya bisa celaka," kata Yayat.

Mesin satu, mesin dua dia nyalakan. Tidak untuk mesin tiga. Sebab, dia akan memperbaikinya sebelum dinyalakan. Dia menggambarkan mesin itu. Cukup besar dan lebar. Terdapat sela-sela bolong yang menembus ke dalam mesin.

Saat membersihkan lapas dari dalam mesin. Dia berhasil membersihkan kapas disela-sela mesin itu. Tapi untuk yang ketiga, dia harus berdiri. Pasalnya, posisinya berada di atas. Anehnya, sambung dia, mesin itu langsung menyala.

"Aneh! Saat memperbaiki mesin, otomatis mesin itu hidup. Tangan saya masuk, tergerus. Ditarik, berputar lagi paku baja (dalam mesin) ke atas lagi tangan saya. Jika tangan tidak dikeluarin, mungkin seluruh badan saya akan ketarik ke dalam mesin," katanya sembari mengilustrasikan.

Yayat menyampaikan, usai berhasil mencabut tangannya dia langsung panik dan berlari keluar dari ruangan untuk mencari pertolongan. Saat itu tidak ada darah setetes pun. Hanya terlihat tulang-tulang dan daging bekas gilasan mesin yang dilengkapi paku baja.

"Tangan saya hancur, tulang keluar. Tapi tidak berdarah," ucap Yayat sembari mengisap rokok yang dipegang tangan kirinya.

"Saat saya keluar, karyawan lain masuk. Karena udah jam istirahat telah usai. Ada yang ikut lari, pingsan juga ada. Karena tidak sanggup untuk melihat tangan saya," tambahnya.

Dirinya mengaku sudah berkoordinasi kepada kepala shift. Namun, kata dia, pimpinan-nya itu merasa bingung untuk menyikapi kejadian itu. Sehingga tidak berkenan untuk membawanya ke rumah sakit atau klinik terdekat.

Karena tidak ada yang menolong, kata dia, akhirnya dia meminta bantuan kepada penjaga. Kendati sempat mendapat penolakan, tapi akhirnya berkenan mengantarkan menggunakan sepeda motor.

"Jangan lihat kondisi saya. Apalagi tangan. Hayu berangkat saja. Kamu yang nyetir. Fokus saja kita ke Klinik 24 jam" kata dia kepada penjaga.

Setelah sampai klinik 24 jam terdekat, tepatnya di Warung Cina, Jalan Bandung-Garut, dirinya mengatakan bahwa pihak klinik pun tidak menyanggupinya. Pasalnya, tidak bisa lakukan pertolongan pertama melihat kondisi Yayat seperti itu.

"Ini mah bukan 40 sampai 50 jahit. Tapi sudah hancur. Di sini ‘kan terbatas pertolongan pertamanya," kata Yayat menirukan perkataaan dokter klinik 24 jam.

Dikarenakan klinik 24 tidak menyanggupi, lanjut dia, dirinya pun meminta pada dokter untuk memberikan surat rujukan ke rumah sakit supaya bisa mengobati dirinya. Terlebih yang mempunyai fasitilas dan dokter yang ada.

"Akhirnya diberi rujukan ke RSHS Bandung. Tapi saat itu tidak ada kendaraan," cetusnya.

Kategori :