BANDUNG, RadarJabar - Massa aksi yang tergabung dalam Poros Revolusi Mahasiswa Bandung (PRMB), pada Selasa, 6 September 2022, besok, berencana menggelar aksi menolak kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Penolakan itu digolangkan karena naiknya harga BBM terlampau 'mencekik' masyarakat. Diketahui, kenaikan harga tersebut sampai mencapai tiga puluh persen.
Koordinator PRMB, Ilyas Ali Husni, menyebut bahwa kelompoknya tengah berkonsolidasi membahas kisruh itu dengan perwakilan dari belasan universitas yang beraliansi dalam PRMB.
Menurut Ilyas, ujung dari konsolidasi yang dilakukan pada Senin, 5 September 2022, malam ini, merupakan persiapan untuk aksi unjuk rasa yang bakal diselenggarakan pada esok hari di depan Gedung DPRD Jawa Barat.
"Urgensi tentang (menolak, red) kenaikan BBM. Dari konsolidasi yang ingin dicapai adalah bagaimana pada akhirnya sesama lain mempunyai kesadaran dan keresahan yang sama," ungkap Ilyas saat ditemui Jabar Ekspres, Senin, 5 September 2022.
Apabila tercapai, lanjut Ilyas, mereka tengah berusaha mengundang massa yang di luar dari elemen mahasiswa. Dia menegaskan bahwa gerakan pada esok hari, ialah gerakan rakyat.
"Gerakan rakyat yang kembali dibohongi, kembali ditipu oleh rezim hari ini. Melihat kenaikan BBM, dirasa semua sektor bisa kena," tegasnya.
Dia menambahkan, terutama sektor pangan, kebutuhan-kebutuhan dapur, rumah tangga dan kebutuhan jasa, secara perlahan ikut terkena dampaknya. Sama-sama alami kenaikan harga.
"Jadi, malam hari (Selasa, 5 September) ini, kami coba bahas narasi tersebut. Akan kami angkat untuk aksi esok hari. Serta coba menyatukan frekuensi dengan teman-teman nanti yang terlibat untuk bareng aksi besok," tambahnya.
Sementara itu, gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat (Jabar) dijadikan sebagai titik aksi, lantaran menurutnya, lokasi tersebut merupakan representasi perwakilan rakyat di daerah.
"Kami ingin legislatif itu membuka mata dan telinga. Bagaimana problematika dan persoalan bangsa yang terjadi di masyarakat," katanya.
"Semoga DPRD Jabar hari ini bisa melihat apa yang kita suarakan di lapangan. Sekaligus bentuk penekanan dan mengingatkan legislatif, bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja," pungkasnya.*** (zar)