Antik juga menyampaikan, sampai saat ini masih banyak pesantren yang dinilai tidak ramah anak dan gender.
"Dulu kementerian punya program seperti itu, sekolah atau lesantren ramah anak, tapi hingga saat ini masih belum terdengar perkembangannya," tutur Antik.
Dia berharap supaya para pendidik serta pemangku aturan dapat menerapkan peraturan negara sebagaimana mestinya.
"Kalau ini tidak diterapkan bisa jadi budaya kekerasan seksual seperti ini malah dilanggengkan," pungkasnya.*** (Bas)