Radarjabar.disway.id – Setelah mencapai lebih dari enam ribu kasus, Amerika Serikat telah mengumumkan secara resmi bahwa cacar monyet (monkeypox) sebagai darurat kesehatan nasional.
Xavier Becerra, Sekretaris Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan di administrasi Presiden Joe Biden, menyatakan bahwa AS tengah menggelontorkan dana dan peralatan medis untuk memerangi penyakit tersebut, menurut laporan dari Reuters.
Dengan begitu, ia berseru kepada warga Amerika untuk mulai memperhatikan penyakit ini secara serius.
"Kami siap untuk mengambil respons kami ke tingkat berikutnya dalam mengatasi virus ini (cacar monyet), dan kami mendesak setiap orang Amerika untuk menganggap cacar monyet dengan serius dan bertanggung jawab untuk membantu kami mengatasi virus ini," katanya dalam sebuah panggilan telepon, seperti dikutip UNILAD, Jumat (5/8/2022).
Kemudian, Xavier juga mengatakan bahwa kini AS meningkatkan kapasitas tes cacar monyet ini sebanyak enam puluh ribu hingga delapan ribu setiap pekan.
Melansir keterangan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), cacar monyet adalah suatu penyakit yang berupa cacar ringan, namun dapat menyebabkan kulit melepuh dan membuat ruam yang memberikan rasa sakit bagi tubuh.
Selain itu, tingkat penularan dari penyakit ini sangat besar. Dengan kata lain, setiap orang sangat rentan terpapar penyakit ini–bisa melalui tatap muka yang dekat hingga melalui cairan tubuh.
WHO juga telah mengingatkan bahwa kasus penyakit ini mengalami lonjakan, yakni 18,7 persen selama pekan terakhir.
AS menjadi negara dengan kasus cacar monyet yang paling signifikan. Penyakit ini sebagian besar menyerang pria gay di Amerika.
Lantas bagaimana dengan Indoensia?
Berdasarkan kabar terakhir, sebelumnya telah diketahui bahwa ada pasien suspek cacar monyet di Pati, Jawa Tengah.
Namun, setelah menjalani pemeriksaan medis, hasil menunjukan bahwa pasien suspek itu negatif. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
“Kemarin terindikasi satu, tadi hasil PCR-nya negatif,” kata Ganjar di sela melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Boyolali, Kamis (4/8).
Meski begitu, bukan berarti Indonesia terbilang aman dari paparan penyakit ini. Beberapa pihak tetap mengingatkan bahwa sebaiknya Indonesia tidak menganggap remeh penyakit ini. Ikatan Dokter Indonesia (IDI), misalnya.
Melansir berbagai sumber, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia atau IDI, Zubairi Djoerban, memberikan peringatan untuk tidak menganggap penyakit ini sebagai masalah yang sepele.*** (UNILAD/bbs)