Mengapa Doa Tidak Kunjung Dikabulkan? Cari Tahu Penyebabnya Disini

Sabtu 16-07-2022,04:50 WIB
Reporter : Rita ariyanti
Editor : Rita ariyanti

Ketiga: Tidak menghadirkan hati atau lalainya hati ketika berdoa. Di dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ادْعوا الله وأنتم مُوقنون بالإِجابة، واعْلموا أنَّ الله لا يَستجيب دعاءً من قلبٍ غافل لاه

“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa sungguh Allah biasanya tidak mengabulkan doa yang keluar dari hati yang tidak konsentrasi dan lalai.” (HR. Tirmidzi no. 3479. At-Tirmidzi mengatakan, “Hadis ini dihukumi gharib, namun itu tidak meniadakan sifat ‘hasan’ dan ‘sahih’ darinya”).

Keempat: Memakan harta atau barang haram. Sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis masyhur,

ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ، يَا رَبِّ، يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟

“Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan tentang seorang lelaki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya menjadi kusut dan berdebu. Orang itu mengangkat kedua tangannya ke langit dan berdoa, ‘Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.’ Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram, dan diberi makan dari yang haram. Maka, bagaimanakah Allah akan mengabulkan doanya.” (HR. Muslim no. 1015)

Kelima: Tidak menjalankan sebab-sebab yang akan mengantarkan pada keinginan dan harapannya. Contohnya, seorang pelajar yang berdoa meminta kelulusan, namun ia tidak ingin belajar. Atau seseorang yang mengharapkan rezeki dan harta yang banyak, namun ia tidak mau bekerja. Padahal, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ

“Bersemangatlah pada hal yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan pada Allah, dan janganlah kamu putus asa.” (HR. Muslim no. 2664)

Bentuk pengabulan doa

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ ، وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ ، إِلَّا أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا . قَالُوا: إذا نكثر. قال : الله أكثر.

“Tidaklah seorang muslim berdoa dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa dan tidak memutus persaudaraan, melainkan Allah akan berikan salah satu dari tiga hal, (1) (Allah) akan kabulkan doanya; atau (2) disimpan baginya di hari akhirat; atau (3) dipalingkan dari kejelekan semisal darinya.” (Para sahabat) mengatakan, “Kalau begitu kita perbanyak (doa).” Nabi menjawab, “Allah (akan memberikan) lebih banyak lagi.” (HR. Ahmad, di dalam Musnad-nya (17: 213) dihasankan sanadnya oleh Al-Mundziri di kitab Targhib wat Tarhib, (547) dan dinyatakan sahih oleh Albani di Shahih Al-Adabul Mufrad.)

Dari hadis ini dapat disimpulkan, bahwa bentuk pengabulan doa seseorang itu antara tiga macam:

Pertama: Allah Ta’ala kabulkan doanya sesuai dengan apa yang ia inginkan.

Kedua: Allah tidak kabulkan doanya sesuai dengan yang ia inginkan. Akan tetapi, Allah Ta’ala hindarkan dari dirinya keburukan dan marabahaya yang seharusnya akan menimpanya.

Kategori :