Radarjabar.disway.id, Sumedang – Fosil binatang purba lagi-lagi ditemukan di wilayah Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Sumedang. Temuan baru tersebut diduga merupakan fosil hewan purba di zaman pletosen atau suatu zaman yang terjadi pada satu juta tahun lalu. Disinyalir temuan kali ini adalah kerangka kura-kura purba.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Sumedang, Bambang Rianto, mengungkapkan terkait penemuan fosil binatang purba. Pihaknya kembali melakukan ekskavasi. Rencananya ekskavasi dilakukan selama 10 hari dan sudah dimulai dari 13 Juni 2022. Sejumlah Tim diterjunkan untuk melakukan proses ekskavasi. Tim yang terlibat di antaranya Bidang Kebudayaan Sumedang, peneliti arkeologi dari BRIN Bandung dan peneliti dari Kementerian ESDM. “Total yang terlibat dengan warga ada sekitar 15 orang,” kata Bambang. Poses eskavasi yang dilakukan membuahkan hasil. Dugaanya adalah bahwa temuan kali ini merupakan kura-kura purba jaman pletosen. “Fosil serupa gigi geraham sapi, fosil gigi buaya dan kepingan-kepingan fosil lainnya,” ucap Bambang Fosil tersebut ditemukan di kedalaman 20 sampai 30 sentimeter dengan jarak yang cukup jauh dari pemukiman warga. “Ada juga fosil yang ditemukan di permukaan tanah, tanah yang tergerus oleh aliran air hujan di permukaan tanah,” jelas Bambang. Ditegaskan, sejauh ini fosil yang ditemukan hanyalah fosil-fosil binatang purba, belum ditemukan fosil-fosil manusia purba dan saat ini masih dalam pencarian. “Untuk fosil manusia purba sedang kami lakukan pendalaman dan pencarian. Dengan temuan fosil ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan,” tukas Bambang. Kepala Bidang Kebudayaan dari Disparbudpora Sumedang, Budi Akbar menjelaskan, dari proses ekskavasi dilakukan di beberapa titik yang disinyalir ada binatang purba. “Kami masih butuh peneliti arkeologi khusus untuk fosil binatang purba sejenis kura-kura. Karena di salah satu titik ekskavasi itu diperkirakan fosil kura-kura purba,” papar Budi. Fosil tersebut diperkirakan fosil kura-kura darat yang hidup pada zaman pleitosen. Fosil tersebut menjadi unik lantaran temuan ini baru di Jawa Barat, khususnya di Sumedang. “Temuan fosil ini unik lantaran sangat purba,” kata Budi. Sementara itu, Tim peneliti melakukan eskavasi di dua lokasi yang berdekatan di wilayah Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo. Di salah satu titik, ditemukan fosil kura kura yang diperkirakan berumur jutaan tahun. Seorang anggota tim peneliti Anton Ferdianto menjelaskan temuan tersebut disinyalir kura-kura yang berusia jutaan tahun lalu. Namun, belum diketahui jenis pasti kura-kura tersebut. Selain temuan tersebut, juga ditemukan beberapa eksoderm kulit buaya. “Kita coba lakukan penyelamatan fosil temuan warga. Dari indikasi awal kita perkirakan ini kura kura. Namun belum tahu apakah kura kura darat atau kura kura air, masih harus dianalisa lebih dalam. Kita juga menemukan beberapa eksoderm atau kulit dari buaya yang diperkirakan crocodilus. Karena kita juga menemukan beberapa gigi yang sudah pasti gigi buaya,” jelas Anton. Dikatakan, eskavasi yang dilakukan saat ini bertujuan menyelamatkan fosil fosil yang berada di Blok Leuwi Umbar Desa Jembarwangi. Anton sendiri sudah dari tahun 2016 melakukan penelitian di lokasi tersebut. “Tujuan penelitian kali ini hanya untuk menyelamatkan fosil hasil temuan warga biar tidak rusak ataupun hilang dengan harapan kedepan bisa dapat informasi lebih,” ucap Anton. Anton juga menjelaskan sudah banyak temuan fauna fauna yang dulunya hidup pada jutaan tahun lalu. “Ada jenis sapi sapian, badak, gajah atau stegodon, buaya dan kera. Hewan-hewan tersebut diperkirakan dari migrasi awal daratan Asia turun ke bawah. Kemudian, intinya di sini zaman dahulu wilayah ini banyak dihuni oleh fauna-fauna,” ucap Anton. Disebutkan, tujuan akhirnya dalam ekskavasi tersebut untuk mencari keberadaan manusia purba. Karena memiliki indikasi-indikasi yang menunjukan ada manusia yang tinggal jutaan tahun lalu. “Karena saya seorang arkeolog, saya mencoba untuk mencari sisa-sisa atau indikasi apakah wilayah ini pernah dihuni oleh manusia pada jutaan tahun silam. Kalau dilihat dari lingkungannya, seharusnya manusia purbanya juga ada. Tetapi karena jumlahnya tidak sebanyak faunanya, jadi memang sedikit lebih sulit,” kata Anton. Meski demikian, kata dia, tim telah menemukan perkakas dan alat bantu yang diperkirakan dipakai oleh manusia pada jutaan tahun silam. “Penemuan itu sangat mirip dengan temuan manusia purba yang ditemukan di Sangiran. Ini menjadi indikasi yang sangat valid, hanya saja fosil manusia purbanya belum ditemukan,” sambung Anton. Jika dilihat dari proses pengangkatan di Jawa, diperkirakan temuan fosil di Desa Jembarwangi lebiht tua dari temuan fosil di Sangiran. Karena, pengangkatan sendiri dimulai dari Jawa di bagian barat lalu diikuti bagian tengah dan timur. “Namun jika dilihat dari penghunian, belum tentu temuan ini lebih tua dari temuan di Sangiran. Kita tidak tahu kan fauna-fauna tersebut migrasi dari asia daratan, semenanjung asia. Dulunya mereka migrasi ketika daratan Jawa, Kalimantan bergabung menjadi daratan Sunda. Itu mereka mulai bisa migrasi turun kebawah, kemudian ketika air laut kembali menaik, terpisah-pisahlah seperti sekarang ini,” lugas Anton. Penemuan fosil kura-kura sendiri merupakan penemuan pertama makhluk purba secara utuh di pulau Jawa bagian barat. Sebelumnya pernah ditemukan di daerah Bumiayu Jawa Tengah. (Artikel ini telah tayang di SumedangEkspres.com dengan tajuk “Fosil Kura Kura Purba Ditemukan Utuh”)Kerangka Makhluk Purba Ditemukan Utuh di Sumedang, Kura-Kura Jutaan Tahun Silam
Rabu 22-06-2022,21:40 WIB
Editor : Arip Apandi
Kategori :