Radarjabar.disway.id — Grup C Piala Presiden 2022 kembali menyajikan pertandingan menarik antara dua tim besar, ialah Persebaya Surabaya melawan Persib Bandung.
Persib akhirnya bisa meraih poin sempurna setelah mengalahkan Persebaya dengan skor 1-3 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Jumat (17/6/2022).
Kedua tim menampilkan pertandingan yang menghibur baik bagi para penonton di dalam stadion maupun yang menyaksikan di rumah.
Sebagaimana dalam laga perdana, Maung Bandung kembali tertinggal dari tim lawan.
Kendati Persebaya berhasil unggul karena tendangan penalti, namun itu datang dari hasil kerja keras tim yang dijegal oleh barisan pertahanan Persib.
Victor Igbonefo terpaksa menjegal Supriadi di dalam kotak penalti. Lelis pun sukses menggenapkan hadiah penalti itu menjadi gol pada menit ke-16.
Ketertinggalan skor di awal ini tentu seharusnya menjadi catatan tersendiri bagi pelatih Robert Alberts. Tampaknya lini pertahanan Maung Bandung mempunyai masalah terkait fokus di menit-menit awal yang krusial.
Kendati demikian, Victor Igbonefo membayar kesalahan itu pada menit ke-24. Ia berhasil mencetak gol sehingga kedudukan skor kembali imbang.
Sayang sekali, pemain bertahan andalan Pangeran Biru itu harus berhenti bertanding lebih cepat sebab golnya itu melibatkan benturan dengan pemain Persebaya.
Pertandingan melawan tim yang juga berjuluk The Green Force itu tampaknya menjadi malam bagi dua pemain belakang Maung Bandung.
Sebelumnya, gol Victor Igbonefo berhasil menyamakan, dan pada beberapa menit setelah water break, kini giliran Nick Kuipers menyumbang gol pada menit ke-34.
Gol kedua anak-anak asuh Robert Alberts itu kembali terjadi lewat proses sundulan. Melihat hal itu, boleh disebut bahwa dua pemain belakang Pangeran Biru memanfaatkan postur tubuh mereka yang tinggi.
Sementara itu, tidak banyak ancaman-ancaman atau pergerakan berarti dari ujung tombak tim, yakni David Da Silva. Padahal, dalam pertandingan melawan Bali United, ia bisa tampil sebagai pahlawan bagi tim.
Kendati begitu, jika pada laga melawan Bali United sorak-sorai ditujukkan kepada David Da Silva, maka malam kemarin kekaguman Bobotoh ditujukkan kepada Ciro Alves.
Setidaknya, dua penyerang andalan Maung Bandung ini telah memberikan gol. David Da Silva menyelamatkan dari kekalahan, sementara Ciro mengentalkan kemenangan.
Namun,gol Ciro Alves lebih emosional. Ia merayakannya dengan tangis di hadapan gemuruh Bobotoh.
Penyerang bernomor punggung 77 itu mengaku bahwa ia selalu bermain dengan sepenuh hati. Ia tak kenal imbang. Apa lagi kalah. Dengan setulus hati ia selalu ingin menjaring kemenangan.
Golnya pada menit-menit akhir pertandingan di babak kedua membuktikan bahwa ia tidak hanya bermain dengan ketulusan hati, namun juga membuktikan bahwa kemampuan tajam merobek jala gawang lawan yang ia punya pun siap bersinar kembali.
Golnya hadir lewat proses mengesankan. Ia menggiring bola dari separuh lapang tengah. Ia lantas memasuki jantung pertahanan Persebaya dan kemudian melesatkan tendangan yang tak bisa dibendung dua pemain bertahan Persebaya.
Sementara bola telah menusuk ke gawang, Ciro sempat terjatuh sehingga dadanya jatuh cukup keras ke rumput lapangan.
Namun, ia kembali berdiri dan kemudian berlari menghampiri Bobotoh dengan kedua tangan membentang. Semenjak itu gemuruh Bobotoh jadi getar. Ciro benar-benar telah mendapatkan hati Bobotoh.
Usai peluit panjang babak kedua dibunyikan, Persib keluar sebagai pemenang. Bagaimanapun, Persebaya kalah dengan tegak. Tim besutan Aji Santoso berhak mendapatkan apresiasi.
Tidak seperti Maung Bandung, Bajul Ijo justru tampil beda dengan mengerahkan para pemain muda dan berbakat.
Tidak ada gentar dalam permainan anak-anak muda Persebaya di tengah bentrokan dengan pemain-pemain mewah Maung Bandung punya.
Supriadi dan kawan-kawan justru bisa membuat lawannya cukup keteteran. Mereka bisa menandingi penguasaan bola. Permainan yang sepadan bisa mereka tunjukkan.
Hal ini tentu menjadi nilai positif bagi pelatih Aji Santoso yang percaya bahwa anak-anak mudanya punya keberanian tinggi. Setidaknya, Aji Santoso membuktikan bahwa putra daerah juga bisa bersaing secara ketat dengan para pemain mahal.
Jika Aji Santoso tetap memberikan kepercayaan kepada para pemain muda, tidak menutup kemungkinan bagi para punggawa muda putra daerah di Persebaya menjadi para pemain yang menakutkan, cepat atau lambat.
Atas dasar itulah kenapa Persebaya tak kalah dengan kepala menunduk. Hormat dan tepuk tangan layak juga mereka dapatkan.
Bagaimanapun, pertandingan kemarin bukan akhir baik bagi Tim Hijau dari timur dan Tim Biru dari barat. Kedua tim dipastikan akan kembali bertemu di Liga 1 2022/2023. Kesempatan dan pembuktian untuk menjadi yang terbaik masih terbuka lebar bagi kedua tim.
Piala Presiden adalah kawah candradimuka. Liga 1 2022/2023 adalah medan perang yang sebenarnya.***