Jelang Idul Adha, kasus virus Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK pada sapi dan kambing semakin menyebar. Berdasarkan beberapa sumber, di Kabupaten Bandung terdapat sebanyak 1.000 lebih ekor yang sudah terkena PMK. Sementara di Lombok Timur, angka kasusnya sebanyak lebih dari 7.000 ekor.
Mengenai virus PMK ini yang di kenal pula Foot and Mouth Disease, di sebabkan dari virus tipe A. Yakni dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus yaitu Apthaee epizootecae. Lalu, bagaimana sebaiknya cara untuk mencegah hewan ternak tidak terkena PMK?
Di kutip laman DKPP Jawa Barat, ada beberapa hal yang dapat di lakukan untuk mencegah virus PMK. Di antaranya melakukan biosekuriti barang, kandang, karyawan peternakan, tamu kunjungan, kendaraan dan ternak.
Cara mencegah dengan biosekuriti barang di lakukan dengan:
- Disposal, pemusnahan barang-barang yang terkontaminasi.
- Dekontaminasi, semua barang yang masuk kandang perlu di sanitasi. Dengan desinfeksi, fumigasi atau di sinari lampu ultra violet.
Sementara untuk biosekuriti kandang meliputi:
- Desinfeksi kandang dan peralatan secara berkala setelah selesai dipakai.
- Melakukan desinfeksi lingkungan sekitar kandang secara berkala.
- Melakukan dekontaminasi yakni: mencuci kandang, peralatan, kendaraan, dan bahan-bahan lain yang memungkinkan bisa menularkan PMK dengan deterjen atau disinfektan.
Adapun cara mencegah penyebaran PMK selanjutnya yakni biosekuriti pada karyawan peternakan yang meliputi:
- Karyawan wajib masuk ke ruang semprot disinfektan.
- Karyawan yang masuk kadang harus ganti baju lengkap dengan seragam (APD), sepatu boot, dan masker.
Sedangkan biosekuriti tamu kunjungan yakni meliputi:
- Tamu yang masuk ke kandang harus ganti baju lengkap dengan seragam lengkap (APD), sepatu boot, dan masker.
- Tamu masuk ke kandang melalui biosecurity spraying dan harus melakukan celup kaki dan cuci tangan di tempat disinfektan kandang Untuk biosekuriti kendaraan yang perlu dilakukan yakni menyemprot ban dan bagian bawah kendaraan memakai larutan disinfektan atau melalui bak dipping kendaraan.
Sementara untuk biosekuriti ternak yang perlu dilakukan yakni:
- Setiap ternak yang baru masuk ke lokasi peternakan perlu ditempatkan terlebih dulu di kandang karantika/isolasi selama 14 hari dan dilakukan pengamatan yang intensif terhadap gejala penyakit.
- Jika terdapat gejala klinis penyakit, maka segera pisahkan dan dimasukkan ke kandang isolasi dan ditangani lebih lanjut oleh petugas kesehatan hewan dan dilaporkan pada dinas peternakan setempat.
- Perlindungan pada zona bebas dengan membatasi gerakan hewan, pengawasan lalu lintas dan pelaksanaan surveilans.
- Pemotongan hewan terinfeksi, hewan baru sembuh, dan hewan - hewan yang kemungkinan kontak dengan agen PMK.
- Musnahkan bangkai, sampah, serta seluruh produk hewan pada area yang terinfeksi.
- Pelarangan pemasukan ternak baru dari daerah tertular.
- Untuk peternakan yang dekat daerah tertular maka ada anjuran untuk melaksanakan vaksin virus aktif yang mengandung adjuvant.
- Kekebalan 6 bulan setelah dua kali pemberian vaksin, sebagian tergantung pada antigen yang berhubungan antara vaksin dan strain yang sedang mewabah.
Terdapat sejumlah gejala PMK yang muncul pada hewan ternak baik sapi maupun kambing.
Pada sapi gejala PMK adalah sebagai berikut:
- Terdapat demam (pyrexia) hingga mencapai 41°C dan menggigil.
- Mengalami anorexia (tidak nafsu makan).
- Penurunan produksi susu yang drastis pada sapi perah untuk 2-3 hari.
- Keluar air liur berlebihan (hipersativasi).
- Saliva terlihat menggantung, air liur berbusa di lantai kandang.
- Pembengkakan kelenjar submandibular.
- Hewan lebih sering berbaring.
- Luka pada kuku dan kukunya lepas.
- Menggeretakan gigi, menggosokkan mulut, leleran mulut, suka menendangkan kaki (efek ini disebabkan karena vesikula atau lepuhan pada membran mukosa hidung dan bukal, lidah, nostril, moncong, bibir, puting, ambing, kelenjar susu, ujung kuku, dan sela antar kuku).
- Terjadi komplikasi berupa erosi di lidah dan superinfeksi dari lesi, mastitis dan penurunan produksi susu permanen.
- Mengalami myocarditis dan abotus kematian pada hewan muda.
- Kehilangan berat badan permanen, kehilangan kontrol panas.
Sedangkan pada domba atau kambing gejala PMK yakni sebagai berikut:
- Lesi kurang terlihat, atau lesi pada kaki bisa juga tidak terlihat.
- Lesi/lepuh pada sekitar gigi domba.
- Kematian pada hewan muda.
- Keluar air liur berlebihan (hipersativasi).