BANDUNG – Sekitar 8.000 pelayat datang ke makam Eril di Cimaung Bandung pada penguburan hari Senin (13/6). Keluarga Ridwan Kamil memohon maaf karena tidak bisa mengucapkan terima kasih secara langsung.
Juru bicara keluarga Gubernur Ridwan Kamil, Elpi Nazmuzzaman mengungkapkan terima kasih pada masyarakat yang menyampaikan dukacita dalam berbagai bentuk kepada keluarga Ridwan Kamil, baik langsung maupun tak langsung.
“Ungkapan simpati berbagai bentuk yang sudah kami terima sehingga membuat kami berbesar hati dan terharu,” kata Elpi di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (15/6).
Menurutnya, ada sekitar hampir 1.200 karangan bunga duka cita yang tercatat.
Sementara pelayat yang hadir ke makam Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril di Cimaung, Kabupaten Bandung, ada sekitar 8.000 orang, di luar tamu VIP.
Pun dengan petakziah yang hadir untuk mendoakan almarhum Eril selama 17 hari berturut-turut sekitar ratusan bahkan ribuan yang datang.
“Ini konteksnya bukan membesar-besarkan angka, tapi mungkin kami akan kesulitan untuk menyampaikan rasa terima kasih,” ungkapnya.
“Mungkin kami akan luput menyampaikan terima kasih secara personal satu per satu, kepada orang yang sudah pernah membantu menyampaikan simpati dalam berbagai bentuk,” katanya.
“Untuk itu pada kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih banyak, jazakumullah. Hanya Allah sebaik-baiknya yang bisa memberi balasan,” tambahnya lagi.
Elpi juga berterima kasih dan mengapreasiasi positif kepada rekan-rekan media lewat kerja jurnalistik humanisnya.
“Secara umum kami apresiasi sangat positif, kami harap situasi positif ini bisa terjaga,” kata Elpi.
Elpi menilai pendekatan media yang humanis ini menjadi harapan di tengah banyak tantangan di media sosial di mana masih banyak misinformasi, disinformasi, bahkan hoaks terkait almarhum Eril.
Pihak keluarga, katanya, tidak bisa mencegah dan mengendalikan. Keluarga juga sangat menyadari peristiwa Eril yang masuk ke ruang publik menjadi konsumsi publik.
Maka dari itu banyak berbagai pandangan saran, opini terhadap situasi.
“Perbedaan pandangan ini lumrah karena negara demokrasi, semua orang bisa berpendapat,” terang Elpi.