Harga Pangan dan Ayam Relatif Aman di Pasar Cibinong

Harga Pangan dan Ayam Relatif Aman di Pasar Cibinong

Pihak Perumda Pasar Tohaga saat meninjau harga pangan di Pasar Cibinong.--Regi Radar Jabar Disway

RADAR JABAR DISWAY (BOGOR) - Perumda Pasar Tohaga mengungkapkan, harga pangan saat perayaan Natal dan menjelang Tahun Baru 2026 masih aman.

 

Dirut Tohaga Haris Setiawan mengatakan, naiknya harga pangan bukan karena perayaan natal dan menjelang Tahun Baru 2026.

 

Setelah meninjau langsung pedagang, Haris mengatakan, para pedagang mengalami kenaikan harga pangan karena adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG).

 

Kata dia, permintaan pangan seperti ayam dan telur sangat tinggi tetapi pasokannya terbatas untuk memenuhi permintaan pasar.

 

"Ya kan kalau saya tanya ke teman-teman pedagang kurang lebih jawabannya sama karena ada faktor MBG jadi demandnya tinggi kurang lebih gitu, supply-nya mungkin agak terbatas maka harga ayam hari ini tembus di Rp 40 ribu," kata dia, pada Rabu (24/12/2025).

 

BACA JUGA:Pasar Murah AGP 2025 Kembali Hadir di Bandung, Ringankan Beban Warga dan Jaga Akses Pangan Terjangkau

 

Meski begitu, dirinya menyatakan, harga ayam relatif stagnan dalam 1 sampai 2 bulan lalu.

 

"Ya tetapi dalam 1-2 bulan itu kurang lebih sama relatif flat harga ayam," jelasnya.

 

Sementara itu, DirOps Tohaga Haris Ibrahim menambahkan, dibandingkan tahun lalu harga tahun ini lebih stabil meski ada permintaan untuk program MBG.

 

"Alhamdulillah memang di tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya harga-harga cenderung stabil walaupun ada penambahan konsumsi dari telor dan ayam untuk MBG," tambah dia.

 

BACA JUGA:Bantuan Pangan Jabar Digulirkan, 3.3 Juta KPM Terima Manfaat

 

Pedagang Ungkap Harga Pangan di Pasar Cibinong

 

Saat mengunjungi pedagang sayur, pihak Perumda Pasar Tohaga menemukan harga cabai yang mengalami penurunan.

 

Mulai dari cabai keriting Rp 60 per Kg, cabai jablay semula Rp 100 ribu menjadi Rp 90 ribu per Kg, dan cabai rawit Rp 80 Kg yang semulanya Rp 70 Kg.

 

Kemudian, pedagang ayam bernama Agung mengatakan, dibandingkan tahun sebelumnya tahun ini lebih cepat naik harga karena ada program MBG.

 

BACA JUGA:Disdagin Kabupaten Bogor Ungkap Penyebab Harga Ayam Naik : Harga Pakan Mahal

 

Kata Agung, program MBG mengambil langsung ke pemasok ayam. Akibatnya, dagangan di pasar dinilai kurang untuk memenuhi kebutuhan pembeli.

 

"Naiknya lebih cepet ada MBG lebih cepet, pemasokan dari pusat diambil duluan sama MBG ke sininya kurang. Daya beli kadang turun kadang naik," ujar Agung.

 

Sementara itu, Najid selaku pedagang telur mengatakan, harga per kilonya menyentuh Rp 30 ribu per kilo. Ia menilai, naiknya harga karena banyaknya permintaan dari program MBG. Mulanya, ia hanya menjual Rp 27 ribu per kilo.

 

"30 ribu per kilo. 27 kg ke 30-31 kg, katanya gara-gara MBG, permintaannya banyak." Kata Najid.

Sumber: